Dinkes Solo Catat Temuan 399 Kasus Baru HIV/Aids Sepanjang Tahun 2024

Kota Surakarta (Solo) mencatatkan temuan 399 kasus baru HIV/Aids sepanjang Januari hingga Oktober 2024. Angka ini menjadi perhatian serius, mengingat target global untuk mengakhiri epidemi HIV/Aids pada tahun 2030, yang dikenal dengan “Three Zero” (Zero new infections, Zero discrimination, and Zero AIDS-related deaths). Temuan kasus ini menyoroti pentingnya upaya preventif yang lebih gencar dan inklusif, serta perlunya keterlibatan berbagai pihak, terutama Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), dalam menangani masalah ini.

Direktur Yayasan Mitra Alam, Ligik Triyogo, menyatakan bahwa pihaknya bersama Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) telah mengadakan pertemuan dengan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Kota Surakarta dan berbagai OMS yang peduli terhadap isu HIV/Aids dan Tuberkulosis (TB). Kegiatan ini juga dihadiri oleh Yayasan SPEK-HAM, Yayasan KAKAK, Mentari Sehat Indonesia, PDA Aisyiyah, dan L-Paska.

Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi dan meningkatkan efektivitas penanggulangan HIV/Aids di Solo.Pada kesempatan tersebut, Dinas Kesehatan Kota Surakarta memaparkan data terbaru mengenai tren kasus HIV/Aids di kota ini. Data tersebut menunjukkan adanya 399 Orang Dengan HIV/Aids (ODHA) baru yang ditemukan pada periode Januari hingga Oktober 2024. Hal ini sangat mengkhawatirkan, mengingat target Three Zero yang ingin dicapai pada tahun 2030. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah preventif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk OMS, untuk menurunkan angka penularan.

Triyogo menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, OMS, dan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam meningkatkan layanan kesehatan terkait HIV/Aids. “OMS memiliki kemampuan untuk menjangkau kelompok rentan yang sulit dijangkau oleh tenaga kesehatan formal, seperti kelompok Laki-laki Seks Laki-laki (LSL) dan transgender. Peran aktif OMS di lapangan sangat penting untuk menciptakan pendekatan yang lebih personal dan efektif,” ungkapnya.

Sementara itu, Technical Officer OPSI Surakarta, Rosma Dewi, menambahkan bahwa mekanisme kerjasama swakelola menjadi kunci untuk menciptakan kolaborasi yang lebih efektif antara pemerintah dan masyarakat. “Kerjasama swakelola tipe II memberi kesempatan kepada masyarakat dan OMS untuk berperan aktif dalam program-program pemerintah, termasuk dalam penanggulangan HIV/Aids. Ini adalah peluang yang sangat baik untuk membangun kolaborasi yang berkelanjutan,” katanya.

Melihat pentingnya peran OMS dalam penanggulangan HIV/Aids, pemerintah Kota Surakarta berencana untuk terus memperkuat sinergi dengan berbagai organisasi pegiat HIV/Aids. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjangkau kelompok-kelompok berisiko yang selama ini kurang terjangkau oleh layanan kesehatan formal, serta mempercepat pencapaian target Three Zero pada 2030 mendatang. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan penurunan angka kasus HIV/Aids di Solo dapat terwujud.

Sumber : rridotcodotid

Views: 15