Berawal di Andara, Kini Dr. Marullah Marzuq, L.LM Mengabdi Kepada Umat Meluas di Berbagai Daerah Jabodetabek

Depok, Jawa Barat, 19 Juni 2025

Dari sebuah kawasan tenang di Andara, gema ilmu itu memancar—menembus batas-batas geografis dan menyentuh hati-hati yang haus akan hikmah. Di balik gerak sunyi itu, berdiri sosok bersahaja namun penuh daya: Dr. Marullah Marzuq, L.LM. Ia bukan sekadar pendidik, bukan hanya dai, bukan pula hanya konsultan waris. Ia adalah simbol integrasi antara keilmuan, pengabdian sosial, dan cinta tanah air.

Sebagai Ketua Yayasan Al Sudais Indonesia, Dr. Marullah bukan hanya membangun lembaga, tetapi merancang masa depan umat. Mulai dari Sekolah Dasar Tahfizh Quran (SDTQ), SMP dan SMA Islamic International Boarding School (IIBS), hingga Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al Wafi—semua menjadi medium perjuangan untuk melahirkan generasi Qurani yang tak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat akidah dan cinta tanah air.

Bukan hanya soal pendidikan. Di ranah sosial dan dakwah, kiprah Dr. Marullah begitu nyata. Santunan dhuafa, pelatihan guru, penguatan karakter islami bagi generasi muda, hingga program pembinaan masyarakat—semuanya dijalankan bukan karena kewajiban, tetapi karena panggilan jiwa. Inilah dakwah bil hal yang tak banyak dipahami, tapi begitu dalam maknanya.

Dalam ranah keilmuan Islam, khususnya ilmu faraidh (hukum waris), nama Dr. Marullah telah menjadi rujukan utama. Lewat pendekatan yang sistematis dan aplikatif, ia membantu umat memahami waris bukan sebagai beban hukum, tetapi sebagai solusi syar’i yang adil dan maslahat. Masjid-masjid, majelis taklim, dan lembaga dakwah di wilayah Jabodetabek telah merasakan manfaat dari kajian-kajian yang ia sampaikan.

Kesungguhan itu kemudian mewujud dalam bentuk lembaga: Markaz Waris Andara. Sebuah pusat konsultasi dan pelatihan ilmu waris Islam yang lahir dari keprihatinan atas banyaknya konflik keluarga akibat ketidaktahuan. Markaz ini kini menjadi tempat masyarakat belajar, berdiskusi, dan menemukan jalan keluar dalam bingkai syariat.

Namun, perjuangannya tak berhenti di batas keagamaan. Sebagai seorang tokoh yang peduli terhadap masa depan bangsa, Dr. Marullah baru saja menyelesaikan Program Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan (PPNK) Angkatan ke-219 di Lemhannas RI. Dalam forum strategis yang diikuti oleh 100 tokoh nasional itu, ia menunjukkan bahwa cinta tanah air dan cinta agama bukan dua hal yang bertentangan—melainkan satu tarikan nafas perjuangan.

Di sanalah, ia menegaskan identitasnya: seorang Muslim yang nasionalis, dan seorang nasionalis yang Islami. Ia tak hanya mengajarkan Islam rahmatan lil ‘alamin, tetapi menjadikannya nyata dalam kontribusi terhadap NKRI yang plural dan berdaulat.

Di lingkungan sekitar, ia hadir bukan sebagai tokoh yang berjarak. Ia adalah tetangga yang ringan tangan, pengayom yang selalu membuka pintu konsultasi, dan ustaz yang setia hadir dalam majelis keluarga. Permasalahan waris, perceraian, hingga persoalan rumah tangga tak jarang ia bantu selesaikan dengan hikmah dan keteduhan.

Dari Andara, cahaya itu memancar.
Dari satu titik kecil, sebuah gerakan besar dilahirkan.
Kini, nama Dr. Marullah Marzuq tak sekadar dikenal—tetapi diteladani.

Ia adalah bukti bahwa ilmu yang diamalkan tak pernah berhenti pada gelar dan pengakuan. Ia meluas, menembus waktu, menyeberang daerah, dan menanamkan keberkahan di mana pun ia ditaburkan.

ZDT

Views: 452